Friday, 20 May 2011

ROKET SEDERHANA BUATAN SENDIRI


ALAT   :
1.     Gunting dan jangka

2.     Kuas

BAHAN :
1.     Lem

2.     Cat Akrilik atau AGA
 

3.     Pilox Clear

4.     Tabung Redoxon atau Protecal dan tutupnya

5.     Air
6.     Baking soda atau soda kue
7.     Kertas Buffalo atau manila
8.     Tablet redoxon
CARA KERJA :
1.     Cat  seluruh kaleng redoxon dengan cat akrilik, hias sesuai keinginan.

2.     Buat  sayap dan atap roket dari kertas manila, lalu tempelkan ke badan roket (tabung redoxon).

3.     Pilox seluruh permukaan luar roket dengan pilox clear. Setelah kering, roket siap digunakan.

4.     Keluarkan bahan pengering pada tutup redoxon.
5.     Untuk bahan bakar roket, isikan air 2 sdm pada roket, lalu tambahkan 1sdt penuh soda kue, aduk rata.
6.     Letakkan 1/3 tablet redoxon yang dibasahi dengan sedikit air di bagian dalam tutup botol.
7.     Saat air dan soda kue mulai berbuih atau timbul gelembung-gelembung, segera tutupkan tutup botol ke roket, lalu kocok sebentar dan segera letakkan roket di tanah. Roket akan segera melesat ke atas.


 Percobaan



intro.

Claudia Michelle / 23



Michelle Suhartono / 12



Inneke Kezia / 2



Axel Aquila / 14




This is us! :D



Monday, 7 March 2011

revisi laporan praktikum

Laporan Praktikum

A.  Tujuan : Mempelajari syarat benda setimbang.

B.   Alat dan Bahan :
–  Penggaris 30 cm
–  Katrol
–  Benang
–  Pemberat 25 gr dan 30 gr
–  Kertas millimeter blok

C.  Tinjauan Teori:

Momen Gaya disebut juga Torsi atau τ adalah kemampuan gaya F untuk memutar benda pada poros sejauh R.
·      Untuk menemukan atau mencari gaya tegang tali (T) dalam Newton dapat menggunakan panjang tali yang telah diukur dalam cm.
·      Untuk menghitung torsi dapat digunakan rumus :
τ = F x R
·      Untuk menentukan gaya tarik bumi pada penggaris dan beban dapat menggunakan rumus :
W =  m x g


D.  Data :

(skala 1 cm = 1 N)



Uraikan vektor T1 dan T2 ke sumbu x dan sumbu y :




E.   Analisis Data :

Berdasarkan Gambar :

F
∑Fx
∑Fy
F1
Tx1 = -3
Ty1 = -4
F2
Tx2 = +3
Ty2 = +4
F3

W3 = +5,5
F4

W0 = +2
∑Fx = 0
∑Fy = 7,5

Jika A dianggap poros diam :

No.
F
R
τ = F x R
F1
Ty1 = -4
R1 = 7,5
τ1=  - 30
F2
Tx2 = -3
R2 = 7,5
τ2= - 22,5
F3
W3 = +2
R3 = 10,5
τ3= 21
F4
W0 = +5,5
R4 = 5,7
τ4 = 31,35
F5
Ty2 = +4
R5 = 0
τ5 = 0
F6
Tx2 = +3
R6 = 0
τ6 = 0

τ
- 0, 15
( 0,15 ke kiri)

F.   Kesimpulan :

Pada benda tegar, ∑fx dan ∑fy serta ∑torsi nilainya seharusnya 0 karena kedudukan benda ini setimbang, sehingga benda setimbang secara translasi maupun rotasi.
Namun, dalam hasil pengamatan dari praktikum yang kami lakukan, hasil yang kami dapat semuanya masih mendekati nol, yaitu -0,15 untuk ∑torsinya, dan 7,5 untuk ∑fy nya.
∑ torsi dan ∑ fy yang kami dapatkan tidak sama dengan nol dan hanya menddekati nol, mungkin terjadi ketidaktepatan pengukuran dalam pengamatan.

Seperti yang dapat kita lihat berdasarkan data tabel 1, nilai ∑Fx = 0, namun ternyata nilai ∑Fy = 7,5. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan teori keseimbangan dimana seharusnya ∑fx dan ∑fy adalah 0.Hal ini mungkin saja terjadi dalam pengamatan yang kami lakukan karena kesalahan saat membaca data pada mistar dan kemungkinan penggaris yang tidak homogen sehingga banyak terjadi ketidaktepatan pengukuran dan menyebabkan nilai ∑Fy yang kami hitung tidak sama dengan nol.

Lalu, berdasarkan tabel 2, ternyata nilai ∑ τ yang kami dapatkan dari hasil perhitungan pengamatan adalah -0,15. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori keseimbangan. Terjadinya hal ini karena ada kesalahan yang kami lakukan saat membaca data pada mistar seperti pemberlakuan pembulatan ke atasuang tidak tepat, dan kemungkinan penggaris yang tidak homogen sehingga banyak terjadi ketidaktepatan pada pengukuran dan menyebabkan nilai ∑ τ tidak sama dengan nol.


Revisi



Benda tegar memiliki keseimbangan baik secara translasi, maupun secara rotasi. Syarat kesetimbangan benda tegar adalah keseimbangan secara translasi atau partikel, dengan ∑fy dan ∑ Fx = 0 , dan memiliki keseimbangan secara rotasi, dengan ∑ τ A= 0

Suatu benda disebut sebagai benda tegar jika jarak antara setiap bagian benda itu selalu sama. Dalam hal ini, setiap benda bisa kita anggap tersusun dari partikel-partikel atau titik-titik, di mana jarak antara setiap titik yang tersebar di seluruh bagian benda selalu sama. Benda tegar = benda kaku.
Dalam kenyataannya, setiap benda bisa berubah bentuk (menjadi tidak tegar), jika pada benda itu dikenai gaya atau torsi. Misalnya beton yang digunakan untuk membangun jembatan bisa bengkok, bahkan patah jika dikenai gaya berat yang besar (ada kendaraan raksasa yang lewat di atasnya). Derek bisa patah jika beban yang diangkat melebihi kapasitasnya. Mobil bisa bungkuk kalau gaya berat penumpang melebihi kapasitasnya. Dalam hal ini benda-benda itu mengalami perubahan bentuk. Jika bentuk benda berubah, maka jarak antara setiap bagian pada benda itu tentu saja berubah alias benda menjadi tidak tegar lagi..

Contoh kesetimbangan benda tegar dapat kita lihat pada papan iklan gantung seperti pada gambar di bawah ini :


Papan iklan yang menggantung pada batang aluminium tidak  jatuh atau bergeser karena terikat pada batang aluminium. Selain itu, batang aluminium juga tertarik olah tali yang mengikatnya ke dinding, seperti pada sketsa gambar yang dapat kita lihat di bawah ini :



Dari sketsa di atas dapat kita lihat, sebuah papan iklan bermassa 66 kg digantungkan secara sistematis pada sebatang aluminium yang mempunyai panjang 2,3 m dan massa 8,2 kg. Salah satu ujung  batang menempel di dinding sedang ujung yang lain diikatkan ke dinding oleh seutas tali seperti tampak pada sketsa gambar. Tegangan maksimal pada tali adalah 800 N. Maka, tegangan minimum h tempat tali diikatkan ke dinding dapat kita hitumg :

Penyelesaian :

∑ τ A = 0
-T sin Ѳ 2,3 + 742 . 2,3 /2 = 0
 800 sin Ѳ + 371 = 0
Sin Ѳ = 371 / 800
Ѳ  = 27,63

Tg Ѳ = h/ 2,3
h = 2,3 tg 27,63
    = 1,2 m

Referensi gambar :
Sketsa gambar : referensi kelompok

Friday, 28 January 2011

Kesetimbangan Benda Tegar


Benda tegar memiliki keseimbangan baik secara translasi, maupun secara rotasi. Syarat kesetimbangan benda tegar adalah keseimbangan secara translasi atau partikel, dengan ∑fy dan ∑ Fx = 0 , dan memiliki keseimbangan secara rotasi, dengan ∑ τ A= 0

Suatu benda disebut sebagai benda tegar jika jarak antara setiap bagian benda itu selalu sama. Dalam hal ini, setiap benda bisa kita anggap tersusun dari partikel-partikel atau titik-titik, di mana jarak antara setiap titik yang tersebar di seluruh bagian benda selalu sama. Benda tegar = benda kaku.
Dalam kenyataannya, setiap benda bisa berubah bentuk (menjadi tidak tegar), jika pada benda itu dikenai gaya atau torsi. Misalnya beton yang digunakan untuk membangun jembatan bisa bengkok, bahkan patah jika dikenai gaya berat yang besar (ada kendaraan raksasa yang lewat di atasnya). Derek bisa patah jika beban yang diangkat melebihi kapasitasnya. Mobil bisa bungkuk kalau gaya berat penumpang melebihi kapasitasnya. Dalam hal ini benda-benda itu mengalami perubahan bentuk. Jika bentuk benda berubah, maka jarak antara setiap bagian pada benda itu tentu saja berubah alias benda menjadi tidak tegar lagi..

CONTOH KASUS :
Sebuah papan iklan bermassa 66 kg digantungkan secara sistematis pada sebatang aluminium yang mempunyai panjang 2,3 m dan massa 8,2 kg. Salah satu ujung  batang menempel di dinding sedang ujung yang lain diikatkan ke dinding oleh seutas tali seperti tampak pada gambar. Jika tegangan maksimal pada tali adalah 800 N, tentukan tegangan minimum h tempat tali diikatkan ke dinding!

Penyelesaian :

∑ τ A = 0
-T sin Ѳ 2,3 + 742 . 2,3 /2 = 0
 800 sin Ѳ + 371 = 0
Sin Ѳ = 371 / 800
Ѳ  = 27,63⁰

Tg Ѳ = h/ 2,3
h = 2,3 tg 27,63⁰
    = 1,2 m

Laporan Praktikum


A.  Tujuan : Mempelajari syarat benda setimbang.

B.   Alat :
  Penggaris 30 cm
  Katrol

C.  Bahan :
  Benang
  Pemberat 25 gr dan 30 gr
  Kertas millimeter blok

D.  Data :


Uraikan vektor T1 dan T2 ke sumbu x dan sumbu y :



E.   Analisis Data :

Berdasarkan Gambar :

F
∑Fx
∑Fy
F1
Tx1 = -3
Ty1 = -4
F2
Tx2 = +3
Ty2 = +4
F3

W3 = +5,5
F4

W0 = +2
∑Fx = 0
∑Fy = 7,5

Jika A dianggap poros diam :

No.
F
R
τ = F x R
F1
Ty1 = -4
R1 = 7,5
τ1=  - 30
F2
Tx2 = -3
R2 = 7,5
τ2= - 22,5
F3
W3 = +2
R3 = 10,5
τ3= 21
F4
W0 = +5,5
R4 = 5,7
τ4 = 31,35
F5
Ty2 = +4
R5 = 0
τ5 = 0
F6
Tx2 = +3
R6 = 0
τ6 = 0

τ
- 0, 15
( 0,15 ke kiri)

F.   Kesimpulan :
Pada benda tegar, ∑fx dan ∑fy=0, ∑torsi= 0 karena kedudukan benda ini setimbang, sehingga benda setimbang secara translasi maupun rotasi.
Dalam hasil pengamatan dari praktikum yang kami lakukan, ∑ torsi dan ∑ fy tidak sama dengan nol, mungkin terjadi ketidak tepatan pengukuran dalam pengamatan. Karena, hasil yang kami dapat semuanya masih mendekati nol, yaitu -0,15 untuk ∑torsinya, dan 0,5 untuk ∑fy nya.